Kalau teman-teman sering nonton film, terutama yang berbau-bau militer atau science-fiction,
tentu saja teman-teman tidak akan asing dengan peralatan canggih yang satu ini.
Tapi apakah kalian tahu apa itu sebenarnya yang dimaksud dengan radar, dan
bagaimana cara kerjanya?
Post ini adalah bagian pertama dari tulisan mengenai radar, yang akan membahas tentang dasar-dasar instrumen ini dan jenisnya.
Mobile Radar. Image taken from: http://www.nssl.noaa.gov/ |
Apa sih Radar itu?
Istilah radar merupakan singkatan dari RAdio Detecting And Ranging,
yaitu sebuah prinsip kerja di mana frekuensi radio digunakan untuk mencari posisi
target dan menentukan jarak antara sasaran dan sumber. Istilah ini pertama
kali digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat pada tahun 1940 dan diadopsi
secara universal pada tahun 1943, yang pada awalnya di Inggris bernama Radio
Direction Finding (RDF). Meskipun pembangunan radar sebagai teknologi yang berdiri
sendiri memang tidak sampai pada Perang Dunia II, prinsip dasar deteksi radar
hampir sama tuanya dengan subjek elektromagnetik itu sendiri. (see Wikipedia:
radar).
Beberapa tonggak utama sejarah radar antara lain misalnya pada
tahun 1842 saat Christian Andreas
Doppler memperkenalkan. fenomena efek Doppler; 1860 saat medan listrik dan medan magnet
ditemukan oleh Michael Faraday; dan 1864-1888 saat persamaan matematika elektromagnetisme ditentukan oleh James Clark
Maxwell dan diuji oleh Heinrich Hertz. Selanjutnya, radar terus mengalami
perbaikan dan pemodernan hingga sekarang.
Bagaimana cara kerja Radar?
Prinsip pengoperasian radar sangat sederhana dalam teori,
dan sangat mirip dengan cara yang digunakan kelelawar untuk menemukan jalan
selama penerbangan mereka.Kelelawar menggunakan sistem radar dengan memancarkan
suara ultrasonik pada frekuensi tertentu (120 KHz) dan mendengar gema suara tersebut.
Gema ini membuat mereka memungkinkan untuk mencari dan menghindari obyek yang
berada di hadapannya.
Radar Alami. Image taken from https://askabiologist.asu.edu |
Nah, meskipun sekilas prinsipnya tampak sederhana, tapi sebenarnya teknologi ini dicapai dengan cara proses yang
panjang dan kompleks, karena melibatkan berbagai hardware dan komponen
perangkat lunak. Sampai di sini, masih ingin tahu lebih jauh? Keep reading!
Macam-macam Radar
Meskipun semua radar bekerja dengan prinsip yang hampir
sama, tapi sebenarnya Radar dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori berdasarkan kriteria, misalnya menurut jenis sistem penerima dan jenis
transmisi, tujuan penggunaan, pita frekuensi operasi, jenis sinyal yang dipancarkan
(Pulsa-CW), atau jenis polarisasi. Bahkan juga memungkinkan untuk membuat sub
klasifikasi dibawah
klasifikasi utama radar. Beberapa jenis radar antara lain:
- Monostatic Radar
Radar monostatic adalah radar yang umum digunakan, di
mana antena transmisi dan antena penerima saling berdekatan, dan antena penerima radar berhubungan dengan
antena pemancar. Kebanyakan sistem radar menggunakan antena tunggal untuk transmisi
dan menerima; jadi sinyal yang diterima datang kembali
ke tempat yang sama untuk diterima dan diteruskan ke penerima (receiver). Contoh jenis radar jenis ini adalah radar cuaca Doppler.
Monostatic Radar. Image taken from https://hal.archives-ouvertes.fr/tel-00449768/document |
- Bistatic Radar
Radar Bistatic
memiliki dua antena. Kadang-kadang keduanya
berdampingan, tapi kadang-kadang juga pemancar dan antena penerima berada
di lokasi yang berbeda. Sistem transmisi Radar jenis ini
bisa dibawa ke tempat lain untuk mencari target yang
diinginkan, misalnya awan dan sebagainya. Sinyal
dari tempat ini disebar ke banyak arah, tapi sebagian besar ke satu arah
tertentu. Sistem penerima ini disebut juga
sistem radar pasif.
Bistatic Radar. Image taken from http://www.cdvandt.org/K-H%20final.pdf |
- Air Surveillance Radar (ASR)
Sistem ASR terdiri dari dua subsistem : radar surveilan primer dan radar
surveilan sekunder. Radar surveilan primer menggunakan antena yang terus berputar dan dipasang di menara untuk
mengirimkan gelombang elektromagnetik, yang akan dipantulkan kembali oleh
permukaan pesawat hingga 60 mil dari radar. Sistem radar mengukur waktu yang dibutuhkan echo radar
untuk kembali dan arah sinyal. Dari data ini, sistem dapat mengukur jarak
pesawat dari antena radar dan azimuth atau arah pesawat dari antena.
ASR. Image taken from http://www.globalsecurity.org/ |
- Radar 3D
Radar Tiga-Dimensi memiliki kemampuan menghasilkan data posisi tiga-dimensi
dalam keserbaragaman target (jarak jangkauan, azimut, dan tinggi). Ada beberapa cara untuk
mencapai data 3D. Radar 2D hanya menyediakan informasi azimuth dan jarak jangkauan. [see: Wikipedia]
Contoh tampilan radar 3D. Image taken from |
- Synthetic Aperture Radar (SAR)
SAR digunakan di udara dan sistem ruang-angkasa untuk penginderaan jarak jauh. Radar ini mempunyai resolusi tinggi, yang mana dapat dicapai dengan lebar beam yang sangat sempit yang dihasilkan oleh panjang
antena yang efektif.
Citra radar
yang dihasilkan terlihat seperti foto karena resolusinya yang tinggi.
SAR viewing geometry. Image taken from |
- Continuous Wave (CW) Radar
Pemancar CW
menghasilkan gelombang RF secara terus menerus yang belum dimodulasi
(unmodulated) dengan frekuensi konstan, yang
disalurkan melalui antena dan menjalar di angkasa sampai dipantulkan kembali
oleh obyek.
Radar CW hanya dapat mendeteksi keberadaan benda yang memantulkan sinyal
dan arahnya, tetapi tidak dapat
mengekstrak jarak karena tidak ada tanda waktu yang tepat untuk mengukur interval waktu. Oleh karena itu, radar ini digunakan terutama untuk
mengekstrak kecepatan objek bergerak.
Prinsip yang digunakan adalah Efek
Doppler.
- Radar FM-CW
Ketidakmampuan radar CW sederhana untuk mengukur jarak berkaitan dengan
spektrum yang relatif sempit (Bandwidth) dari bentuk gelombang yang
ditransmisikan. Beberapa semacam tanda waktu harus diterapkan ke gelombang pembawa (carrier) CW jika ingin mengukur jarak. Penanda waktu memungkinkan untuk mengtahui kapan waktu transmisi dan waktu sinyal pantul kembali, sehingga
lama waktu perjalanan gelombang dapat diketahui untuk menentukan jarak.
Spektrum transmisi CW dapat diperluas dengan penerapan modulasi, baik oleh modulasi
amplitudo, frekuensi atau fasa. Contoh amplitudo modulasi adalah radar pulsa.
- Moving Target Indication (MTI) Radar
Tujuan dari radar MTI adalah untuk
menolak sinyal dari sinyal tetap yang tidak diinginkan, langit dan/atau ground
clutter dan mempertahankan sinyal-sinyal
yang terdeteksi yang berasal dari target bergerak seperti pesawat atau hujan. Ada dua tipe dasar MTI, yaitu yang koheren dan non-koheren. Yang pertama memanfaatkan pergeseran Doppler pada sinyal
yang dipantulkan oleh target bergerak untuk membedakan target bergerak dari
target tetap, dan yang kedua mendeteksi target bergerak dengan gerakan relatif
antara target dan latar belakang clutter (penghalang);
yang mengakibatkan perubahan amplitudo dari satu pulsa ke pulsa lain yang
berhubungan, atau dari satu scan antena dengan scan berikutnya. Dengan koheren
berarti bahwa fase gelombang yang ditransmisikan
harus dijaga untuk digunakan oleh penerima jika kemudian pergeseran frekuensi
Doppler terdeteksi, sedangkan pada sistem non-koheren tidak diperlukan.
- Pulse Radar
Radar Pulsa adalah radar primer yang memancarkan sinyal
impulsif frekuensi-tinggi dengan daya tinggi, setelah itu beristirahat untuk
menerima echo sebelum sinyal berikutnya dipancarkan lagi. Arah, jarak
dan ketinggian target dapat ditentukan dengan mengukur posisi antena dan waktu
perambatan pulsa-sinyal.
- Doppler Radar
Radar pulsa
Doppler didefinisikan sebagai pulsa sistem radar yang menggunakan Efek Doppler
untuk mendapatkan informasi tentang target, seperti kecepatan target, dan
amplitudo—bukan hanya bertujuan untuk menghilangkan clutter. Tingkat PRF yang
jauh lebih tinggi daripada radar pulsa konvensional digunakan untuk
menghilangkan atau mengurangi jumlah kecepatan yang tidak mampu dideteksi (blind
speed).
Pemancar juga menggunakan
klystron sebagai penguat daya RF (bukan osilator magnetron) untuk mendapatkan
stabilitas frekuensi yang lebih baik dan fase yang stabil. Namun, dengan peningkatan magnetron
modern yang berfrekuensi tinggi, beberapa pulsa
radar Doppler menggunakan magnetron dengan pulsa sesuai dengan yang ditentukan.
Prinsip kerja Radar Doppler. Image taken from en.wikipedia.org |
- Radar Cuaca
Radar cuaca adalah radar pulsa dengan kemampuan Doppler. Jadi kita bisa
menyebutnya
sebagai Radar Cuaca Pulsa Doppler. Radar Cuaca dapat beroperasi di
berbagai frekuensi band, jadi klasifikasi dapat dibuat berdasarkan pada pita
frekuensi sebagai berikut:
- L- band
radar: Beroperasi pada panjang gelombang 15-30 cm dan frekuensi 1-2 GHz.
- S-band radar: Beroperasi
pada panjang gelombang 8-15 cm dan frekuensi 2-4 GHz.
- C-band radar: Beroperasi pada panjang gelombang dari 4-8 cm dan
frekuensi 4-8 GHz.
- X-band radar: Beroperasi pada panjang gelombang 2,5-4 cm dan frekuensi 8-12
GHz.
- K-band radar: Beroperasi
pada panjang gelombang 0,75-1,2 cm atau 1,7-2,5 cm dan sesuai frekuensi
27-40 GHz dan 12-18 GHz.
- Polarimetric Radar
Polarimetrik radar adalah radar cuaca Doppler dengan tambahan transmisi dan
pengolahan yang berfungsi untuk komputasi informasi tambahan tentang arah
dari pantulan energi elektromagnetik
yang diterima. Radar polarimetrik mengirim dan menerima gelombang baik dengan
polarisasi horisontal maupun vertikal.
Karena radar polarimetrik mengirim dan menerima dua polarisasi gelombang
radio, radar ini kadang-kadang disebut juga sebagai radar
dual-polarisasi.
NASA NPOL S-Band Polarimetric Radar. Image by Ed Zipser |
- Terminal Doppler Weather Radar (TDWR)
Terminal Doppler Radar Cuaca merupakan anggota keluarga radar cuaca yang umumnya
digunakan di bandara untuk mendukung keselamatan penerbangan. TDWR memiliki kemampuan untuk
mendeteksi parameter angin yang menunjukkan microbursts , gust front, dan wind
shear. Memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan hasil radar,
real-time, peringatan dan saran-saran. Selain itu, beam yang sempit (0,5 derajat)
dapat berguna untuk mendeteksi tanda-tanda
cuaca ekstrim (misalnya, pusaran tornado) dengan tingkat azimut kecil. [see:Wikipedia]
TDWR. Image taken from http://aess.cs.unh.edu/ |
- Wind Profiler
Wind profiler secara khusus dirancang
untuk mengukur profil vertikal kecepatan dan arah angin horizontal di dekat
permukaan hingga di atas troposfer. Untuk mendapatkan profil angin secara konsisten hingga ke troposfer pada semua
kondisi cuaca, diperlukan penggunaan radar dengan panjang
gelombang yang relatif panjang. Radar ini
mendeteksi fluktuasi densitas atmosfer, disebabkan oleh pencampuran turbulen
volume udara dengan perbedaan suhu yang kecil dan kelembaban. Hasilnya
fluktuasi indeks bias dipakai sebagai pelacak
angin pada kondisi udara cerah. Meskipun disebut sebagai radar udara-cerah (clear
–air radar), Wind profiler mampu
beroperasi pada cuaca berawan dan hujan sedang.
Wind Profiler. |
Nah, itu tadi pembahasan awal mengenai Radar. Untuk detail mengenai cara kerja radar, dapat dilihat di post berikutnya ^^
1 Komentar
infonya lengkap sekali terimakasih
BalasHapusrumah adat